Pages

Tuesday 16 July 2019

#Euroneymoon - Arc de Triomphe & Champs-Elysees

Setelah ngelewatin proses imigrasi yang rada-rada drama berhubung banyak yang bawa *ehem* ganja *ehem*, sekitar pukul 6 pagi, akhirnya kami sampe di Paris. Begitu turun bus, langsung disambut genangan sana-sini, bau pesing, dan gelandangan yang pules bobok di bawah jembatan. Ingin rasanya geret Roy dan koper balik lagi ke AMS. Deu, belom juga sehari, udah homesick. (((HOMESICK))) *dapet salam sis, dari apartemen di Kelapa Gading...*

Dari bus stop, kami menuju hostel untuk titip koper. Mau check in belum bisa karena masih pagi, akhirnya meski bau asem dan bau iler, kami nyebrang ke McD untuk beli sarapan. Berbekal secangkir teh anget dan McMuffin, kami berdua browsing tips and trick berwisata ke museum Louvre besok. Sebenernya ini pe-er yang kudunya udah gue beresin dari sebelum kami berangkat, tapi apa daya, anaknya bablas stalking anything related to Paris Disneyland. Louvre dan Rijks? Lupaaaa. Akhirnya SKS. Sistem Kebut Semenit.

Selesai sarapan, kami jalan kaki ke Moulin Rouge. Moulin Rouge adalah panggung kabaret yang terkenal di Paris, juga tempat lahir dari the famous can-can dance. Ciri khas bangunannya adalah windmill warna merah raksasa yang ngejogrog di atapnya. Berhubung kami ke sini pagi-pagi, tentu saja nggak nonton ya. Cuma sightseeing dan foto-foto aja.

Ketika hasrat pingin mandi udah nggak tertahankan, gue ngajak Roy balik ke hotel. Di sepanjang jalan, ada beberapa supermarket dan souvenir shop, jadi kami sempet berenti-berenti untuk belanja snack dan leholeh.

Setelah dapet kamar, gue langsung bongkar koper, mandi, kemudian siap-siap. Agenda hari adalah silaturahmi ke markas Paris Saint Germain, menginjakan kaki di Arc de Triomphe dan belanja di Champs-Elysees (AMEEEN!).

Tapi sebelum jalan, makan siang dulu di Burger King terdekat. Pulang-pulang langsung dapet gelar ratu fast food joint dah.

Perut kenyang, off to PSG we go.


Again, soal persepakbolaan ini mah gue nggak paham ya. Cuma tau mampir ke mari adalah deal yang kami sepakati, tukeran sama Disney Parks 3 hari. Tapi, gue hepi kok liat Roy cerita nggak putus-putus dengan antusias, kemudian lari ke sana ke mari sambil waaaw wooow waaaw wooow. Terus, stadionnya sendiri emang keren banget sih. Megah, mewah, magis.






Silahturahmi ditutup dengan belanja di souvenir shop. Lagi-lagi, kupura-pura ndak liat waktu Roy mindahin hampir seluruh seisi toko ke dalam keranjang belanjaan. Wow, betapa aku istri teladan.

Semoga ntar kamu gantian pura-pura merem di Champs-Elysees ya hun.

Dari PSG, kami naik subway untuk menuju ke Arc de Triomphe. Berhubung destinasi ini emang salah satu tourist attraction yang paling populer, stasiunnya aja rame pisaaan. Bener-bener bahu nyentuh bahu, dan kaki nginjek kaki. Mana ceiling stasiunnya nggak terlalu tinggi. Kalo claustrophobic, pasti langsung mau muntah... *bawel*

Etapi worth it banget, karena begitu naik tangga untuk keluar dari stasiun, langsung disuguhin ini dong...




IPS dikit ya. Arc de Triomphe adalah sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang pahlawan pahlawan nasional Perancis yang gugur dalam French Revolutionary dan Napoleonic Wars. Selain monumen, ternyata Arc de Triomphe juga merupakan tempat peristirahatan terakhir alias makam unknown soldiers dari perang dunia I.


Yang bikin lebih cantik lagi, posisi Arc de Triomphe yang berada persis di tengah-tengah tiga administrative districts. Andai ada kantong Doraemon di sini, kuingin minta drone.

Kelar foto-foto, kami jalan kaki menuju Champs-Elysees.

Tujuan utama gue, udah pasti lah ya cek-cek ombak butik Louis Vuitton di sini. Punya handbag idaman yang udah direstui juga sama Roy (tentu saja dengan negosiasi yang demi menjunjung norma kesopanan, baiknya nggak gue jabarkan di sini).

Kaget juga pas sampe, karena antriannya udah mengular bukan main panjangnya. Yang di AMS perasaan nggak gini-gini amat...

mohon maap blur, ini nervous pisan karena doorman-nya udah menatap tajam...

Since he is a man of his word, suamiku itu langsung jalan menuju ujung antrian. Bukti cinta, katanya. Direlain deh, pegel dan bokek, yang penting istrinya hepi. Ciyeee.

Tapi nyatanya, malah gue yang berubah pikiran. Bukan jadi nggak kepengen beli, lho ya. Tapi handbag yang kudamba, berubah. Too bad, harganya juga. Sekitar 3 kali lipat yang Roy restuin. Anaknya langsung melotot sambil misuh-misuh, "Gileee, nggak ah! Kok jadi mahal amat?".

Ternyata nggak cinta-cinta amat :(

Jadilah bebeliannya ditunda dulu, sampe duitnya cukup. Ahaha kasimaaan.

Dari situ, kami sempet mampir ke Longchamp, kemudian ke Disney Store.



 Tebak aku belanjanya di mana? *anaknya lemah sama perintilan gmz*

Hamdalah ya, agenda shopping di Champs-Elysees tetep tercapai. Biar nggak beli tas baru, anaknya cukup terhibur dengan knickknack serba Mickey Mouse.

Meanwhile, handbag LV idaman, semoga berjodoh di lain kesempatan, ya! *brb ngepet*

1 comment:

  1. ((pura2 nggak liat waktu Roy masukin belanjaan ke keranjang))

    weeeey kaaaks. :)))

    ReplyDelete