Pagi ini, sesampainya di kantor,
sebelum ngurusin kerjaan yang udah bertumpuk di meja, seperti biasa, gue
menyempatkan diri untuk mengecek inbox email, menghapus yang tidak perlu, dan
membaca beberapa email yang penting. Tapi tiba-tiba, mata gue tertuju pada
kolom conversation di atas opsi draft di email gue. Kursor gue arahkan dan gue
klik, seketika, muncullah berbagai percakapan-percakapan yang pernah gue
lakukan selama ini, via yahoo messenger.
Udah lama banget rasanya terakhir
gue menggunakan yahoo messenger (ym) untuk chatting. Tepatnya semenjak sebagian
besar populasi masyarakat Indonesia sudah menggunakan blackberry messenger sebagai
media chatting. Dari mulai pengusaha sampe suster pake BB, demi fasilitas
BBM-nya. Dan gue kebawa arus, dengan gampang meninggalkan ym dan msn, karena
tuntutan komunitas.
Jadilah gue bernostalgia dengan
percakapan gue beberapa tahun yang lalu, ada juga yang beberapa bulan lalu, ini
biasanya karena kepepet, misalnya yang bersangkutan nggak pake BB, atau justru
batere BB gue sedang low sehingga mau nggak mau pake ym di iphone.
Ketika masuk ke halaman ketiga, kira-kira percakapan ke 201 kalo dihitung mundur dari yang terdepan, gue melihat
deretan nama seseorang (yang dulu) sahabat gue. Sahabat baik yang tau semuanya
tentang gue, sahabat baik yang ngerti banget jelek-jeleknya gue, dan selalu
ngejagain gue.
Sahabat baik yang sampai pada
akhirnya sekarang jadi orang asing, bukan karena kami pernah punya masalah,
melainkan karena dia sempat menyatakan cintanya ke gue.
Semenjak itu, semuanya jadi awkward. Awkward karena
jawaban gue saat itu adalah penolakan. Lah wong dia tau gue punya gebetan, dan
saat itu dia bahkan punya pacar. Gue nggak bisa nerima dia, bahkan nggak ada
alasan untuk nerima dia. Gue nggak pernah suka dia lebih dari seorang temen,
gue sayang orang lain, dia punya pacar. What did he think waktu dia nembak gue?
-_-*
Gue yang waktu itu kaget karna
ternyata sahabat gue sendiri, yang gue curhatin, yang jadi tempat gue nangis
tentang gebetan-gue-yang-gak-move-on-move-on, terang aja langsung menjauh.
Bales ym seadaanya, bahkan nggak pernah online lagi kalo nggak penting-penting
banget. Sebisa mungkin gue menghindari untuk ketemu, karena untuk basa-basi 3
tau 4 menit aja susah banget (I used to talk to him around 4 or 5 hours,
cerita-cerita dan ketawa-ketiwi).
Gue baca beberapa percakapan gue
sama dia dulu. Sedih rasanya kehilangan tempat cerita, orang yang sangat
mengerti gue, dan temen yang nyambung banget hanya karena perasaan sayang yang
kami punya udah nggak lagi sejalan. Gue (hanya) sebagai teman, dia lebih dari
sekedar teman. Sekarang, kami malah sama sekali nggak lagi berkomunikasi.
Sejak itulah, gue berpendapat
kalo seorang cewek dan cowok bersahabat (bersahabat yaa, beda sama berteman)
itu hanya punya 2 kemungkinan:
1. Salah
satu dari mereka, gay.
2. Salah
satu atau dua-duanya memendam rasa, tapi nggak (atau belum) berani maju menyatakan.
Ini nggak mutlak bener, tapi
berdasarkan yang pernah gue alami dan yang terjadi di sekeliling gue, inilah
yang bisa gue simpulkan.
Boleh lho kalo mau share pendapat
J
gue cewe.. untuk sahabatan dan bagi cerita gue cenderung lebih deket sama cowo..jadi kebanyakan temen deket gue ya cowo. emang kebanyakan sih sahabatan gitu ujung ujungnya ada satu pihak yg suka,,tapi sejauh ini sih yg gue alami gue tetep bisa mempertahankan pure friendship sama beberapa sahabat cowo. tapi pacar gue sekarang juga asalnya sahabat gue. hehehe :)
ReplyDeletehe eh, as I said earlier, nggak mutlak bener, mungkin memang setiap orang berbeda-beda juga ya, ada juga yang bisa murni sahabatan aja, cuma kalo salah satu udah punya perasaan lain, biasanya jadi susah :(
Deletetapi emang cowok lebih enak dicurhatin sih, kalo ini gue setuju :)
sarah gue setuju banget! ini juga udah berkali2 terjadi ke gue, dan sahabat2 cowo gw -terdahulu- berakhir antara jadi pacar (seperti yang terakhir ini :P) atau jadi awkward kyk yang lo tulis.
ReplyDeletekenapa gak bisa sahabatan aja? enakan cowo buat tempat curhat, gak se 'ember' cewe :(
yap, atau pas mereka bisa memposisikan diri bnr2 hanya sebagai sahabat, nggak jarang ceweknya yg akhirnya jatuh cinta, hihi :D
Deletebetuuul! aku jg lbh nyaman ngobrol sm cowok sih sbnrnya, dan mereka lbh simple, gak riweh :)