Bride To Be's To Do List - Bridal Shower

Seperti yang sering gue bilang sebelumnya, gue cintaaa banget sama American wedding dan tradisi-tradisinya. Kalo boleh, kepingin rasanya bikin nikahan yang plek ketiplek dengan kebanyakan American wedding.

Tapi berhubung nggak mungkin (terlaksana tanpa dicambuk sama tetua keluarga), terpaksa gue hanya mengadaptasi beberapa elemennya. Salah satunya, bridal shower. 

Bridal shower adalah sebuah tradisi yang biasanya dilakukan dalam rangka melepas masa lajang sang pengantin wanita. Disebut 'shower', karena, capeng akan di'hujani' perhatian dan kasih sayang dari sahabat-sahabatnya yang diungkapkan dalam sebuah acara makan bersama. Jadi showering-nya itu with love yaaa, bukan literally dimandiin dan diguyur pake air.

Emang, bridal shower bukan hal yang lazim diadakan di Indonesia. Some of you may familiar about this, while others ask, "What is that? Acara mandiin penganten?".

Roy termasuk dalam kelompok yang clueless. Pas gue cerita sama doi tentang bridal shower, jawabannya adalah, "Hah? Bridal shower? Itu bukannya kalo kamu hamil tujuh bulan?"

Itu BABY SHOWER keleeeeus *cubit pake tang*

Bridal shower gue merupakan 'hadiah' dari salah satu sahabat yang juga bridesmaid gue nanti, Jeje. Awalnya, Jeje berencana surprise bridal shower. Apa daya, dengan jadwal ngurusin kawinan gue yang padetnya udah kayak AEON Mall di malem minggu, resiko gue nggak bisa dateng di hari yang ditentukan kelewat gede. Akhirnya, diputuskan gue kudu tau, supaya bisa ngunci tanggal dan ngosongin jadwal. Daripada tetep surprise tapi bride to be-nya malah absen, kan?

the invitation

Ketika hari yang ditentukan tiba, gue dateng on time ke sebuah restoran di daerah Sarinah. Sampe di parkiran, gue celingukan bingung. Lha kok rame ya?

Pas masuk baru ngeh, ternyata, ada dua acara sweet seventeen yang juga sedang berlangsung. Berhubung lokasi bridal shower-nya outdoor, gue kudu melintasi salah satu venue sweet seventeen. Untung belom mulai. Jadi gue jalan cepet aja, sambil bilang, "Tante permisi ya, dedek-dedek gemez..."

Begitu sampe, gue disambut oleh barisan Binusians darlings, a.k.a sahabat-sahabat tercinta dari masa-masa kuliah. Kami langsung cipika-cipiki sambil melepas kangen, setelah itu melakukan kegiatan yang harom dilewatkan ketika cewek-cewek berkumpul: foto!

Sesi foto ini baru udahan ketika gigi terasa kering, mata mulai pedih kena blitz, dan perut jerit-jerit minta diisi. Mari makan dulu, abis itu baru lanjut foto lagi sampe subuh!

Setelah pesen, sambil nunggu makanan dan minumannya dateng, kami main games, ngobrol-ngobrol seputar persiapan pernikahan gue, dan tak lupa, foto-foto dengan aksesoris masing-masing, di meja yang udah didekor dengan cancik dan serba pink. LAAAF BANGATS!

Anyway, awalnya gue kira, bridal shower cuma acara kumpul-kumpul dan makan bersama gitu. Eh ternyata, para panitia tercinta, a.k.a Jeje dan Desi nyiapin rundown dan berbagai acara yang luar biasa apik lho. Pokoknya kalo urusan event organizer, total mah hukumnya kudu, ya girls?

Salah satu yang paling memorable buat gue adalah games-nya. Tentu saja games yang disiapkan bukan games berat macem tak benteng atau gobak sodor ya. Bisa buyar dong, semua mik ap sama hair do. Games-nya ringan dan simpel kok, karena cuma butuh kertas dan bolpen (dan mungkin penerangan yang cukup? :p). Tapi karena dikemas secara kreatif dan berhadiah, jadinya pada semangaaat! Buktinya biar laper banget, makanan dicuekin demi konsentrasi ngerjain games. Jiwa kompetitif emang nggak bisa boong, yaaa... Hihi.

menang! horeee!

Of course, sambil main dan makan, gue juga cerita-cerita mengenai suka duka persiapan pernikahan. Berhubung kebanyakan suka-nya di gue dan duka-nya di Roy, akhirnya mereka malah jadi simpatik cenderung prihatin sama calon misua-ku itu. Siakek, ngana-ngana kok berkhianat sik? :)))

Selain curhat sampe lupa nafas, berhubung undangan gue udah jadi, gue memanfaatkan kesempatan kumpul-kumpul ini untuk sekalian bagi-bagi undangan. Sebenernya gue dan Roy berencana baru sebar undangan H-14 sih. Tapi dengan pertimbangan bisa ngasih langsung versus kudu kirim via JNE, gue membuat pengecualian untuk cewek-cewek kesayangan ini. So, my Binusian girls are the first ones who recieves the wedding invitation, disertai dengan pesan harus dateng sebanyak 4857x. Plis angpao-nya lebihan dooong... *dikemplang*

Perut kenyang hati senang! Pulang nih, kita?

Enak aje! Pantang pulang sebelum diusir! Also, to my surprise, ternyata acaranya emang belom berenti sampe sana.

Sekali lagi, gue kira, acara ini murni hanya makan-makan dan kumpul-kumpul. Pas denger hampir seluruh sahabat-sahabat kuliah gue bisa dateng aja, gue udah girang bukan kepalang. Di sela-sela kesibukan dan rutinitas, mereka rela meluangkan waktunya untuk gue. Waktu yang seharusnya bisa mereka gunakan untuk istirahat, jalan-jalan, atau nge-date sama pacar masing-masing. Instead, they chose to come to my bridal shower.

Nggak sampe di situ, dekorasi, acara, properti, dan perintilan lain juga disiapkan dengan rapih, niat, dan super cantik. Sekali liat aja gue tau, it must took a lot of effort. Apalagi semuanya DIY, alias hampir nggak ada yang beli jadi.

Makanya, sepanjang acara, gue berusaha terus-terusan becanda dan ketawa-ketawa untuk nutupin rasa haru. Kalo gue meleng, pasti ini air mata udah lompat-lompat keluar dari tadi.

Ketika di penghujung acara gue diminta buka kado-kado, I froze in my chair for seconds. I was like, OMG, I got gifts? Ya envelope, kenapa gadis-gadisku ini manis sekali sih? :")

Gue berjalan ke tumpukan kado, dan mulai membukanya satu persatu.

Seolah mengetahui niat gue untuk lebih giat belajar masak, kado-kado gue rata-rata didominasi oleh kitchen ware. Ada mini chopper (YEEEES!), chocolate fondue set (even bigger YEEEES!), coffee and tea plunger (buat bikinin sarapan mas suami), chef basket (bhaaay, saringan manual!), dan seperangkat cooking tools lengkap dengan tempatnya (SUKAAAK!). ART-nya nggak sekalian, nih? *ngelunjak*

Selain kitchen ware, ada juga kado yang isinya TBS skin care (yang gue idamkan dari jaman belanja sangjit dulu), kimono pink lengkap dengan bordiran 'status' buat dipake pas di hari H waktu di make up (Setelah nyari-nyari sampe sebulan lebih, eeeh ada yang ngadoin. MAKAZEH YAA), dan Sunflower grow kit (kawaii! Nggak sabar mau buka dan coba!).

Intinya, semua hadiah-hadiah ini emang barang-barang yang gue pingin dan butuhkan baik sekarang maupun nanti. Thoughtful banget, nggak sih? Gimana nggak mau mewek?

Manalah acara buka kado ini kemudian disambung speech dan ucapan terima kasih dari gue. Cem maneh caranya ngomong, pas tangis gue udah sampe kerongkongan?

Acara ditutup dengan penulisan wishes dan prayers untuk gue dan Roy, di sebuah kertas kecil. Setelah selesai, kertas-kertas itu di-compile, kemudian dikasih ke gue, dan disuruh baca di rumah. Pas sampe rumah, gue baru ngerti kenapa nggak boleh dibaca di tempat. Soale beresiko cafe-nya banjir sama air mata gue, mak. *ngepel*

Akhirnya, terima kasihku sebanyak-banyaknya kepada Fina, Rina, Anni, Vio, Tini, serta duo panitia serba bisa kesayanganku, Desi dan Jeje. Thank you for showering me with your love and kindness. Thank you for your time and effort, thank you for the gifts, and most of all, thank you for every single prayers and wishes for me and Roy. It means a looot to us :")

Thank you for making this happen, girls. I'm the happiest bride to be, indeed.

PS : Semoga tradisi ini terus terlaksana ya! Berikutnya siapa nih? *diiih, doyan*