Pages

Monday 6 January 2020

#Euroneymoon - Louvre Museum

Seperti yang udah gue tulis sebelumnya, kunjungan kami ke Louvre ini murni bermodalkan informasi dari google yang baru dicari H-1. Pingin jitak diri sendiri, deh. Tapi untungnya, trims to artikel, tips, dan film Da Vinci Code fun facts yang bertebaran serta kemauan keras untuk belajar (meski sambil gegoleran), kami berdua nggak clueless banget lah, pas masuk.

Buset, emang musti segitunya ya?


Buat yang ambi kayak gue sih, ya tentu saja. Secara anaknya kalo udah ngeliat sesuatu, langsung nagih sejarah, makna, cerita (lengkap dengan "trus? trus? trus?") yang terselip lengkap dari A sampe Z. Makanya, gue anxious berat bayangin masuk Louvre, gudangnya banyak karya seni legendaris, tanpa bekel sama sekali.

Alasan lainnya, adalah karena museum ini gedaaaa bukan main. Isinya juga sangat banyak dan beragam. Andai mau liatin semua koleksi di dalemnya dengan penuh penghayatan sambil merenung here and there, idealnya, mungkin butuh sekitar 4 hari penuh. Seluas itu.

Makanya kalo nggak punya strategi, ya gawat kan.

Anyway, karena kami cuma punya sekitar 5 - 6 jam (HIKS!), fokus gue hanya ke 15 (dari 38.000) koleksi Louvre yang paling terkenal dan unik sejarahnya. Tanpa bermaksud nggak rispek dengan yang lain lho ya, murni semata-mata karena keterbatasan waktu. Plis jangan salty-in aku ya :(

15 titik, 5 jam, mungkin keliatan gancil ya. Tapi buat anak buta arah macem gue, di museum yang luasnya segede 72 meter persegi (sepertiga Bekasi!), dan ribuan pengunjung lain yang memadati setiap sudut bangunan, tentu saja misi ini terasa sangat intimidatif.

Namun, berbekal doa, tekad, dan sense of direction Roy (because mine is completely broken), kami melangkah masuk ke Louvre. Samalekuuum.


tegangnya kayak mau ujian

Oh ya, untuk menghindari antrian yang juga legendaris, kami udah beli tiket dari jauh-jauh hari. Begitu sampe, tinggal tuker, scan, langsung cus masuk. Hemat tenaga, hemat waktu.

Mona Lisa

1st stop, the one and only. Dengan pertimbangan masih pagi dan harapan masih sepi, kami menuju ke Grand Gallery, dibantu petunjuk yang tersebar di banyak titik. Ternyata, meski masih terhitung early, kerumunan orangnya udah lumayan juga.

bulletproof glass makes the prettiest prison

Mona Lisa adalah salah satu karya Leonardo Da Vinci yang paling tersohor. Little did we know, Mona Lisa bukan nama lengkap dari perempuan dengan senyum misterius ini, melainkan Lisa Gherardini. Mona Lisa sendiri artinya My Lady Lisa.

Well, meski banyak juga sih yang percaya kalo Mona Lisa merupakan gambar diri Leonardo Da Vinci sendiri.

Sanking cantiknya portrait ini, Louvre sampe punya dedicated mailbox, khusus untuk surat cinta dari KPP yang terus berdatangan. I'd pay to read one of those letter, sumpah penasaran.

Anyway, aslinya ternyata rada kicik ya. Nggak segede yang gue bayangin selama ini.

The Winged Victory of Samothrace



The original Nike sclupture, Greek goddess of Victory. Kata original yang membuat patung ini spesial, mengingat kebanyakan Greek statue yang ditemukan di museum kesenian adalam Roman Copy. Not only original, this is also one of the oldest (and prettiest) statue in the world. Umurnya kira-kira 2200 tahun saja, thankyouverymuch.

The Venus de Milo


Lagi-lagi salah satu statue yang luar biasa tersohor. Kalo yang tadi Nike, kali ini, Aphrodite, Greek Goddess of Love and Beauty.

Patung ini sempet melahirkan skandal, karena di-claim jauh lebih tua dari umur aslinya, dengan harapan value-nya terdongkrak. Berbanding terbalik sama akyu ya. Kalo ditanya umur justru dimuda-mudain :p

La Liberte Guidant le Peuple (Liberty Leading the People)


Jujur, baru wikipedia segala-galanya di depan lukisannya. Eugene Delacroix nangis, deh, dari dalem kubur.

Anyway, lukisan ini memvisualisasikan Second French Revolution. Perempuan yang megang bendera Perancis dan senjata, sebagai 'allegorical figure of liberty'.

The Raft of the Medusa


Lukisan yang terinspirasi dari kisah nyata: kandasnya French naval Frigate Meduse.

Pelukisnya, Theodore Gericault, melakukan research yang cukup serius sebelum menyelesaikan lukisan ini. Doi interview beberapa survivor untuk dapetin 'sketsa' perahu, bahkan sampe berkunjung ke rumah sakit dan morgues, untuk mempelajari 'warna' skarat dan kematian.

Dedikasi.

-

Selain koleksi-koleksi populer yang kami jumpai, yang sungguh berkesan dari Louvre adalah art ceiling-nya. Leher pegel, resiko kecengklak dan salah batal meningkat tajam, but truly worth it!




Gimana nggak betah? *gelar kasur lipet*

All in all, rada sedih dan nyesel juga sih nggak lebih prepare di awal, dan cuma ngabisin setengah hari aja di sini. Pingin cari tau lebih banyak, apa daya waktu terbatas. Diskip aku tak rela, ditongkrongin aku tak sempat :(

Semoga suatu hari berjodoh kembali ya, Louvre. Bye for now.

yang udah baca Da Vinci Code wajib foto di sini dong yaaa

No comments:

Post a Comment