Rasa deg-degan, desiran halus
yang membelai kulit, kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut, dan enzim
dopamine yang terproduksi lebih banyak dari biasanya, senyum bodoh karena
hal-hal kecil, segala sesuatu yang mendadak terlihat menarik jika ada kaitannya
dengan subjek yang tengah dijatuhi hati. Perasaan ingin menjaga, melindungi,
memiliki, dan membuat dia tertawa bahagia.
Ciri-ciri mereka yang sedang
berada dalam tahap pendekatan atau tahap awal sebuah hubungan. Hal-hal yang
sering kali ditafsirkan sebagai pertanda datangnya cinta. Permulaan berseminya
benih itu dalam hati dua orang manusia.
Cinta adalah sebuah perasaan.
Perasaan yang dialami oleh dua insan, yang menggebu di awal, kemudian, seiring
berjalannya waktu akan berganti dengan rasa
nyaman dan keterbiasaan. Bukan.
Cintanya tidak hilang. Ia hanya
bertransformasi, menjadi kebutuhan akan
kehadiran seseorang yang tidak lagi bisa dihindarkan.
Ketika rasa deg-degan tidak lagi
dirasakan, dopamine yang terproduksi mulai kalah oleh air mata akibat datangnya
pertengkaran, senyum sesekali digantikan tangisan, perasaan egois yang mulai
naik ke permukaan, serta dihantui oleh sejuta keraguan, apakah cinta itu… ikut
hilang?
Apakah cinta saja… cukup untuk
mempertahankan sebuah hubungan?
Komitmenlah yang berperan untuk
menjawab keraguan. Kedewasaan kedua belah pihak untuk menerima pasangan.
Kebaikan dan keburukan. Suka dan duka. Kesuksesan dan kejatuhan. Untuk
tetap ada di sampingnya, bersamanya dan meyakinkan dirinya bahwa ia tidak
sendirian. Tetap setia di saat-saat terberat dalam kehidupan.
Cinta dalam sebuah hubungan,
harus berjalan seirama dengan kedewasaan dalam berkomitmen. Keikhlasan untuk
menerima bahwa hidup tidak melulu manis seperti cokelat. Romantisme suatu saat
nanti akan pudar. Degup jantung yang memabukkan akan digantikan detak pelan
berirama yang (hanya) menyuarakan kenyamanan. Pujian dan sanjungan yang mulai
lupa disuarakan secara verbal. Keacuhan yang terselip diantara kesibukan.
![]() |
source: here |
Hal itu terjadi di tengah-tengah
dua hati yang masih saling menyayangi. Hanya, ada sebongkah pengertian dengan
alas kedewasaan yang menjembatani. Hanya, ada komitmen yang digenggam erat oleh
kedua tangan yang terus berjanji untuk memperjuangkan. Berjanji untuk tidak
menyia-nyiakan, apalagi melepaskan. Percaya bahwa setiap masalah memiliki jalan
keluar. Terlebih, percaya bahwa selama mereka (masih) ada satu untuk yang lain,
semuanya akan baik-baik saja.
Cinta... adalah sebuah perasaan.
(Men)cinta(i), adalah sebuah
tindakan. Kata kerja, yang mewakili beragam aksi. Termasuk di antaranya,
menghargai, memaafkan, mengerti, menghormati, mendukung, dan terkadang…
melepaskan.
“I’ve learned that… Love is not
just a feeling. It’s a choice.
We have to choose to forgive, to respect, to support, to be faithful.”
-@myaharyono
We have to choose to forgive, to respect, to support, to be faithful.”
-@myaharyono
Sarah izin copas ya bagus postingannya. Ditulis sumbernya kok :)
ReplyDeletesilahkan :) terima kasih sudah mampir dan membaca yaa (:
DeleteNice post! Me likey! So simple yet touching written. ^^
ReplyDeletethank youuuu so much, dear :)
DeleteSama sama sar. Bagus-bagus deh postingannya
DeleteThank you so much yaaa *terharu* :")
DeleteI loveeeee it Sar ♥
ReplyDeletehei cantik :* terima kasih yaaa :)
Delete"Cintanya tidak hilang. Ia hanya bertransformasi, menjadi kebutuhan akan kehadiran seseorang yang tidak lagi bisa dihindarkan." - TOTALLY AGREE! :)
ReplyDeleteYES!
Deleteterima kasih sudah mampir dan membaca ya, sayang :)