Pages

Tuesday, 10 November 2015

#Japaneymoon - Fushimi Inari

Sabtu, 16 Oktober 2015

07.00 Gue yang masih pules mendadak dibangunin sama Roy karena kami kudu bebenah dan siap-siap check out. Awalnya gue kaget, kok jam check out-nya early amat? Tapi kemudian sadar, namanya juga budget hotel ya nek, apa-apa pasti DIY, karna personilnya juga nggak banyak. Bisa jadi manager juga merangkap housekeeping. Karena itulah, jam check in-nya kadang mundur, dan jam check out-nya kadang maju.

Gue segera mandi dan bebenah, lalu cari sarapan di mini market. Buru-buru take away bento dan balik ke hotel untuk makan, karena semua mini market macem Sevel, Mini Stop, dkk nggak punya tempat duduk. Belakangan gue baru tau, kalo nambahin meja dan kursi untuk tempat makan, mereka harus ngurus ijin restoran, nggak boleh ijin mini market. Sedangkan Sevel, Lawson, dkk di Indonesia justru kebalik. Ijinnya buat restoran, padahal jualan sikat gigi sama kondom. Zzzz.

Anyway, kelar makan, kami segera check out dan ngembaliin kunci. Dari hotel, kami jalan kaki menuju ke stasiun Kyoto untuk naro koper di loker. Hampir semua stasiun kereta di Jepang menyediakan fasilitas loker. Ini sangat memudahkan turis. Berkat loker, meskipun gue pindah-pindah hotel dan kota, nggak perlu khawatir kudu ribet nenteng-nenteng koper selama jalan-jalan. Drop aja di loker, begitu mau naik shinkansen atau waktu check in-nya tiba, baru ambil, deh. Tarifnya pun relatif murah, rata-rata cuma ¥ 400 - ¥ 700. Tergantung dimensi lokernya juga.

Selesai menitipkan bawaan di loker stasiun Kyoto, kami langsung masuk ke peron, dan melompat ke kereta yang akan mengantar kami ke Fushimi Inari.

10.30 Begitu keluar stasiun, kami langsung disambut oleh sebuah Tori Cheese Cracker (gate) besar berwarna oranye.


Fushimi Inari adalah kuil (shrine) yang dibangun sebagai persembahan kepada Dewa Padi (Inari) dalam agama Shinto. Fushimi Inari juga terkenal dengan nama lain, yakni Kuil Seribu Gerbang (Tori). Oh iya, tempat ini juga dinobatkan sebagai Japanese Site Popular with Foreign Tourist by TripAdvisor selama dua tahun berturut-turut, lho. Jadi, kalo ke Jepang, mampir ke sini tentu hukumnya kudu bin wajib.



Begitu masuk, kami disambut oleh deretan Tori yang seakan nggak ada ujungnya. Semuanya berwarna oranye, diukir doa-doa di bagian tiang-tiangnya.



Selain Tori yang tak terhitung jumlahnya, kami juga ketemu banyak banget patung, dan bahkan kuil untuk memuja Rubah. Awalnya gue sempet bingung, kenapa Rubah ya?

Ternyata, setelah ngegugel, baru ngeh, bahwa Rubah dianggap sebagai hewan suci utusan Dewa Padi. Ooo, pantesan, disembah juga di Fushimi Inari.

tempat menulis doa

Berhubung Roy udah pernah nyicipin mendaki sampe ke puncak, kali ini, ketimbang berjalan lurus mengikuti Tori, kami memilih berbelok kanan mengikuti jalan setapak. Nggak disangka, malah ketemu Bamboo Groove! Asiiik, nggak usah jauh-jauh ke Arashiyama, deh.


Puas foto-foto dan jalan-jalan di dalam kuil, gue dan Roy keluar dan menyusuri jalan setapak. Selain toko souvenir, ternyata banyak juga yang jual jajanan khas Jepang! Dari Takoyaki segede bola Tenis, sampe Ubi Manis, semua ada! Dan enak-enak!

...dan yang jualan kece!


14.00 Kami kembali ke stasiun Kyoto, lalu memutuskan untuk makan di McD. Duile, jauh-jauh ke Jepang, kok maksinya McD-McD juga, sih?

Ho oh, soalnya waktu kami mepet banget. Setengah jam lagi kudu ngejar shinkansen ke Tottori. Jadi pilihannya ya emang cuma restoran cepat saji.

Lagipula, udah kebangetan nih, lapernya. Jadi jangankan McD. Sterofoam digoreng tepung juga pasti dilahap. Hap!

14.30 Tottori, here we comeee!

Mungkin banyak yang masih asing dengan nama perfektur yang satu ini. Maklum, belum termasuk destinasi yang lazim dikunjungi turis saat ke Jepang.

Tapi tentu, hal itu punya pengecualian untuk pembaca setia Detektif Conan a.k.a suamiku. Di Tottori, tepatnya di Hokuei, terdapat sebuah 'museum' yang didirikan untuk menghormati Aoyama Gosho, manga artist yang telah melahirkan Detektif Conan. Manga Factory tersebut didirikan di Tottori, karena tempat itu merupakan kampung halaman Aoyama Gosho.

Berhubung nggak banyak pilihan hotel, terpaksa kami menginap agak jauh. Kemudian besokannya, kami akan naik kereta ke Hokuei, dan menjelajah Aoyama Gosho Manga Factory. YASSSH!

16.30 Sampai di Tottori, bahkan sedari di stasiun, kami udah disambut sama pernak-pernik Conan dan poster-poster seputar Aoyama Gosho Manga Factory.


Lakiku langsung girang setengah mati, dan makin nggak sabar nunggu besok. Kami segera keluar dari stasiun, kemudian jalan kaki menuju hotel.

Sampe di hotel dan mau check in, gue dan Roy langsung pandang-pandangan bingung, karena resepsionisnya sama sekali nggak ngerti bahasa inggris. Sedikit pun nggak bisa, bahkan untuk kata-kata atau ungkapan yang paling sederhana sekalipun. Alhasil, untuk pertama kalinya, kami berdua terpaksa menggunakan campuran antara bahasa tubuh dan isyarat. Si resepsionis masih nggak faham, dan akhirnya nyodorin kertas. Tulis-tulis dan gambar-gambar lah sampe mbak'e-nya manggut-manggut. Entah karena ngerti, atau karena kepingin jedotin kepala ke meja.

Kita anggep ngerti sajalah! *positip tingking*

17.30 Selesai bebersih, gue dan Roy keluar hotel buat nyari makan. Niatnya sih mau nyobain resto lokal di Tottori, apa daya, kotanya kecil bin sepi. Otomatis, pilihan restonya pun sikit dan mahal-mahal. Hiks.


Ujung-ujungnya, yang terpilih bento-bento juga. Emang nggak bisa berpindah ke lain hati, deh.


Kelar beli bento, kami balik ke hotel dan makan di kamar. Pas lagi nuang abon bekel dari tanah air, lhooo, kok goyang-goyang? Ehhh, ini abonnya tumpaaah!

Beberapa detik kemudian gue baru ngeh, ternyata lagi gempa, mak! Mana kenceng banget, pula! Reflek, gue langsung lempar kotak bento, narik tangan Roy, dan siap ambil ancang-ancang buat ngacir keluar gedung.

Tapi belum sempet keluar kamar, gempanya udah berenti. Dan ketika Roy ngeliat keluar lewat jendela, sama sekali nggak ada kegaduhan di luar bangunan hotel. Adem ayem alias selow aja orang-orangnya, macem gempa ini cuma kentut. Buseeet dah.

Ya sebenernya emang nothing to worry sih, secara bangunan-bangunan di Jepang kan emang udah di-design khusus sehingga kuat menghadapi gempa. Cuma buat turis kayak kita mah, hati ini tetep aja kisut ya...

Yastralah, anggep aja pengalaman. Tak akan lengkap pun, liburan ke Jepang kalo nggak pake nyicipin gempa!

20:30 Bosen di hotel, tapi kalo jalan keluar, nggak tau mau ke mana. Mati gaya. Akhirnya nonton TV sebentar (Roy nggak sengaja nemu saluran bokep di hotel ini. e-pik, vroooh.), abis itu gosok gigi, kemudian kruntelan sama mas suami sampe pules.

See you tomorrow!


7 comments:

  1. Koreksi: Rubah, bukan serigala. Rubah itu selalu mistis deh dalam cerita-cerita jepang. Hihihi. Gue ga sabar mau ngeliat foto-foto di Aoyama Gosho Factorryyyy hahahaha *demen Conan juga*. Itu pengalaman gempanya seru ya meskipun bikin abon jadi terbuang sia-sia mihihihihi. Repot amat ya kalo resepsionis hotel ga bisa bahasa inggris sama sekali, ga pake google translate Sar?
    Dan.. pertanyaan maha penting: Channel bokepnya ga dicharge mahal? HUAHHAHAHAHAHA :P

    ReplyDelete
  2. Oliv : Oh iyaaa! Makasih koreksinya yaa :3 Iyaaa, asli gempanya kenceeeeng. Sempet ciut juga deh, takut pada rubuh.

    Sama sekali nggak bisa, bok. Lelah aku lelaaaah :(( Makanya akhirnya pake bahasa Tarzan sajalah :))

    Kagaaak, itu channel bokep macem gratis disediain. Nemunya juga nggak sengaja gara-gara Roy asal pencet remot :))) Epic deh :))

    ReplyDelete
  3. Lo tahu gak sar, pas lo bilang goyang-goyang terus abonnya tumpah, gue pikir lagi ada Roy lagi ngapain gitu di belakang lo. :))

    ReplyDelete
  4. akhirnya muncul jg tulisan cerita gempa :)) komplit ya hanimunnya... Ditunggu cerita di GAMF nya.. pengen tau reaksinya Roy di sana #sayang banget gk bs barengan di GMAF :(

    ReplyDelete
  5. Kresnoadi : Ngeres ih -___-"

    Pit Aq : Hihihi iyaaaah! :)) Abis ini yaaaa, tunggu kelanjutannya :D

    ReplyDelete
  6. haha, Sarah seru juga merasakan gempa pertama sebagai suami istri di jepang, LOL. Aduuh, foto - foto sendiri saja uda bagus banget gini, pantesan ya prewed pada bela belain dimari.

    Kalau McD di Jepang, beda ga menunya sama Indonesia?

    ReplyDelete
  7. Littlemissindri : Kayaknya sih sebagian besar sama yaaa, cuma ada beberapa aja yang beda. KFC-nya yang lain banget :D Hihihi. Iyaaa, Jepang itu klasik sekali, tapi cantiiiik :D

    ReplyDelete