Pages

Tuesday 27 February 2018

#Euroneymoon - Walt Disney Studios Paris (Part II)

Apparently, it is.

Buat apa tadi pagi mesinnya bener, kalo hanya untuk rusak lagi sekarang?

Termenung dengan mata sembab di pelataran Ratatouille: L'Adenture, kami menyaksikan orang-orang mendekat dengan excited mengenggam fastpass di tangan, lalu berbalik dengan raut wajah kecewa.

Meski belum sepenuhnya menyerah, sebenernya gue udah nyaris kehilangan harapan, lho. Lightning don't strike the same place twice, do it? Tadi pagi ya iya, kami beruntung. Tapi berharap keberuntungan yang sama terulang lagi sekarang? Rasanya kok ya mustahil.

Namun, dengan kemungkinan hampir mendekati nol pun, gue tetep menunggu dengan sabar. Mostly karena nggak punya back up plan juga, sih.

Setengah jam berlalu, sepertinya belum ada perubahan berarti meski semakin banyak cast member yang berdatangan. Berhubung nggak tau apa yang terjadi, gue cuma bisa berdoa, semoga layaknya kerja kelompok, banyaknya bala bantuan berbanding lurus dengan cepet kelarnya perbaikan, amiiin.

Namun, doa itu nggak kunjung terjawab. Gue tau pasti ketika dua orang petugas dengan tulisan 'fire fighter' nongol di pintu masuk Ratatouille. Gue dan Roy langsung pandang-pandangan. Beklah, it's truly over now. Apapun yang terjadi di dalem sana kalo sampe udah harus melibatkan petugas pemadam kebakaran rasanya bukan sesuatu yang gampang buat diberesin.

Bojoku itu langsung ngerangkul, sambil berusaha menghibur dengan puk-puk dan janji-janji manis seperti, "boleh beli tas deh, nanti, di Champs Elysees." dan "apa mau belanja di Disney Store sampe puas?". Pingin deh menggunakan kesempatan ini untuk nanya, "kalo Note 8 boleh, nggak?". *melihat peluang*

On a serious note, yawla Gusti, gimana aku nggak makin sayang?

Kontras dengan mukanya yang capek dan bosen, nampaknya Roy mengerti betapa pentingnya ini buat gue. Makanya dia nggak protes. Sebaliknya, malah nemenin ke manapun gue mau, siap nenangin saat gue panik, dan ngehibur pas gue sedih.

Then right there, it hits me. Kalopun gue nggak jodoh sama Ratatouille, I'm married to this wonderful man. Tiga hari kami di Paris, he showered me with nothing but kindness, patience, and love, even when I was cranky, sloppy, or crazy mostly almost all the time. I must be crazy to bet our whole trip on one particular ride.

And suddenly, not being able to ride Ratatouille doesn't feel that bad.

Ya tentu nggak sepenuhnya menghapus kesedihan, tapi setidaknya meyakinkan gue hari ini akan baik-baik aja. As long as we have each other and tons of money. Ciyeeee.

Jadi gue berdiri, dan gandeng Roy untuk pergi dari sana. I bid a goodbye, pray another time we will make it inside, turn my back, and walk away.

Baru juga tiga langkah, kami papasan sama sepasang muda-mudi yang dengan wajah cerah ceria lari menuju pintu masuk Ratatouille. Berhubung posisi gue membelakangi, jadi penasaran juga dong, apa sih yang menarik dari sebuah wahana yang under maintenance? Kok mukanya pada hepi?

Gue muter kepala, dan mendapati kerumunan orang, cast member yang lalu lalang, velvet rope pada tempatnya... well, tell me something new. Wong aku udah nontonin begituan sejam lebih.

Kepala ini baru mau kembali ke tempatnya ketika dalam adegan slow motion, gue ngeliat seorang cast member meraih pangkal velvet rope, membukanya, kemudian menerima dua buah kertas kecil (tebakanku: fastpass) sambil mempersilakan muda-mudi yang sempet papasan dengan kami tadi masuk.

OMG, he lets them in.

Gue langsung ngerem, kemudian balik badan. Memastikan kejadian tadi bukan sekedar ilusi. Dan bener aja, semakin banyak pengunjung yang masuk ke dalem wahana. Pintu antrian reguler pun udah resmi dibuka.

Kami berdua langsung lari mendekat. Masih setengah nggak percaya rasanya, waktu cast member mempersilahkan kami masuk setelah menyerahkan tiket fastpass yang sebenernya udah expired. Sambil menyusuri lorong, gue bersyukur dalem hati. Thank you, God, for the sweetest happy ending ever.

Di penghujung garis antrian, Roy sempet curi-curi meluk dan cium pipi gue, sesaat sebelum kota Paris di malam hari terbentang di hadapan kami. Pemandangan yang nggak asing lagi buat yang udah nonton Ratatouille.

Ketika giliran kami tiba, sebuah ratmobile sudah menunggu, lalu kami naik dan 'menciut' ke ukuran Remy dan kawan-kawan.

ratmobile-nya kiyut yha

And the journey begin! Berbarengan dengan koloni tikus dan ratmobiles yang lain, kami kejar-kejaran sama koki-koki di dapur resto-nya Gusteau's. Dari deg-degan hampir ketangkep atau keinjek, kedinginan di ruang pendingin, sampe hampir gosong karena sembunyi di bawah oven. Seru anet!

Selain eksekusinya yang nggak perlu diragukan lagi ambisiusnya (trackless, shay), the ride itself is profoundly charming, lovely, dan berpotensi besar bikin bener-bener baper dikala udahan. Mana exit point-nya di Bistrot Chez Remy resto. Bikin pingin masuk nggak sih?

Untung aku kuat batin.

Keluar dari Ratatouille: L'Adenture, gue yang kayaknya masih overjoy, dengan semangat greeting setiap cast member yang papasan sama kami. Pokoke super hepi!


Roy juga nampaknya terkesan, sampe nggak kelar-kelar menghanturkan pujian setinggi langit buat Ratatouille. Pixar-avid-fan-approved! Woohoo!

Begitu euforia Ratatouille mereda, sebenernya agenda acaranya udah bebas. Berkat nyicil main kemaren, hari ini bisa santai-santai. Wahana-wahana intinya pun udah kecentang semua. Yang belum tinggal yang masuk kategori sempet-main-sukur-enggak-juga-gapapa seperti: Studio Tram Tour: Behind The Magic, Armageddon: les Effets Speciaux, dan semua rides di Toy Story Land (yang kami skip karena persis plek dengan HKDL). Sedangkan Tower of Terror emang sengaja dicoret dari tujuan, karena gue yang renta ini tau diri.

Bermodal cap cip cup belalang kuncup, diputuskan, Studio Tram Tour: Behind The Magic yang selanjutnya jadi tujuan kami. Antrinya nggak horor-horor amat, cuma mabelas menit aja, sebelum kami kebagian giliran naik tram.


Di tour ini kami diajak ngintip ke belakang layar, melihat set, beragam properti, sampe efek-efek dalam pembuatan film. Di dalem tram-nya, ada orang-orang yang cuap-cuap di layar untuk memandu. In short, kayak wisata di taman safari gitu lah, tapi kanan kirinya bukan kandang binatang, melainkan apa aja yang berhubungan sama film.





Overall, menyenangkan dan menambah wawasan, meski nggak wow warbyasak gimana. Tapi aku sukaaak. Mana udaranya lagi bersahabat banget, deh. Jadi belajar di tram terbuka sambil ditemenin angin sepoi-sepoi. Adeeeem.

Kelar ikutan tour, lanjooot ke Armageddon: les Effets Speciaux.


Penasaran kayak apa rasanya jadi artis? Pingin ikutan syuting tanpa harus casting? Di sini nih, tempatnya!

Meski jadi figuran, tapi mayan deh yaaaw. Filmnya Armageddon, cing!

Tentu, sebelum masuk ke studio untuk take, kami di-briefing dulu. Yawong amatir ya, dijelasin dulu dah mekanismenya, daripada cut melulu.


Selesai briefing, masuk deh, ke set. Lalu syutingnya mulai, dan kami kudu ngikutin instruksi yang tadi udah dikasih. Selain itu, tentu ada surprise here and there, yang lumayan sukses bikin kaget.


Armageddon: les Effets Speciaux ini mengingatkan gue dengan Lights! Camera! Action! di Universal Studios Singapore. Yang Armageddon lebih interaktif, sih, tapi somewhat aku lebih suka Lights! Camera! Action!, lho. Selera kali yah.

Terus terus, ke mana kita abis ini?

Berhubung udah abis tujuannya, yastra foto-foto aja, deh.






Kunjungan kami hari ini ditutup dengan nonton Mickey and the Magician, sebuah indoor stage show dengan teknologi, efek, dan panggung yang membuat segala stage shows lain yang pernah gue tonton jadi terasa cupu.

matek. keren amaat?

Dari alur cerita, koreografi, aransemen lagu, sampe semua talent-nya tak bercela. Ingin qu menangis bahagya. Lengkap sudah rasanya hidup ini. *standing ovation*

Bubaran teater, kami mampir ke toko souvenir dan beli pernak-pernik buat kenang-kenangan. Begitu duit abis, baru deh, pulang dengan bokek hepi.

Sambil masuk ke metro, gue ngebatin, "Darn, it was a one heck of a day.". Drama kumbara Ratatouille, strolling around sambil ngobrol sama Roy, foto-foto sampe memory card penuh, tak lupa wahana-wahana seru Walt Disney Studios.

I smile. Definitely an unforgettable one. *peluk Roy*

2 comments:

  1. Sadisss keren banget postingannya sar, kudoakan someday kamu diendorse/ambassador salah satu disney parks. Ihiyyy

    ReplyDelete
    Replies
    1. AMIIIIIN YANG KENCEEEENG! Hahahahaha.

      Terima kak Presy sayaaang, kamu baik amaaat <3

      Delete