Pages

Monday 18 January 2021

Jepang yang Berbeda - Konichiwa

Mei, 2018

Ini adalah kali kedua gue menginjakan kaki ke Negeri Sakura. Sejujurnya, perjalanan ini nggak terencana. Berhubung gue dan Roy lagi bokek berat karena abis DP rumah, kami memutuskan untuk menunda semua rencana plesir di tahun ini. Lha mau lan-jalan gimana, wong tabungan udah terkuras habis.

Namun, manusia boleh berencana, tapi promo tiket juga yang menentukan.

Pas lagi iseng browsing instagram, iklan AirAsia mendadak nongol di timeline gue. Gue share di grup whatsapp keluarga, lalu lima menit kemudian semua sepakat berangkat. Gue dan Roy dapet soft loan dari bapake. Plis jangan ditiru ya, ini juga sekali-sekalinya gue ngutang demi traveling. Ngejar liburan bareng aja, soalnya. (which I'm really glad I did)

rombongan Roy tour and travel

Singkat cerita, sampailah kami bertujuh (ada dua sepupu gue yang ikut), di Narita International Airport, Tokyo. Dengan excesive eye bag dan rambut semerawut karena nggak tidur sama sekali di pesawat, gue nungguin koper, sementara Roy mempelajari peta menuju ke Airbnb. The rest of the group lagi mengagumi bandara Tokyo yang cukup oldies tapi terawat ini.

Fun fact. Selain gue dan Roy, sebenernya nyokap gue udah pernah ke Jepang, circa 2013. Tapi berhubung doi ikut tour, lumayan banyak tempat yang di-skip karena keterbatasan hari dan pilihan moda transportasinya. Makanya, di trip kali ini gue berencana 'nyentang' bolong-bolong-nya. 

Setelah sempet nyasar, akhirnya berhasil check in di sebuah apartemen yang jaraknya deket banget sama stasiun kereta. Langsung gelar futon, terus goler-goler sejenak sementara nunggu yang lain mandi (kamar mandinya satu aja sementara kami bertujuh...........). Duh enaknya rebahaaan.

Kelar freshen up (dikit, biar ga dekil-dekil amat), kami makan di sebuah kedai rice bowl yang juga selemparan kolor dari apartemen. Di sini nyokap gue seneng banget karena range ukurannya bukan mulai dari small, tapi mini. Bener-bener mangkoknya secimit. Tapi justru pas buat doi.

Selesai makan, perjalanan dilanjut. Tujuan hari ini: Odaiba!

mandatory






Berhubung masih capek karena baru sampe, plan hari ini betul-betul cuma muter-muter di Odaiba aja. Duduk-duduk di taman, jalan-jalan di mall-nya, liat-liat pemandangan. Gitu aja sampe matahari terbenam.

Di perjalanan balik menuju apartemen, kami mampir untuk makan ramen, karena the idea of hot soup terdengar menggiurkan di tengah terpaan angin dingin musim semi. (Sebenernya harusnya udah transisi menuju summer nggak sih? Kok masih windy aja?)

playing locals

Sayang ternyata ramennya kurang cocok sama lidah gue. Mi-nya terlalu ginuk, sedangkan aku doyannya yg kurus kering. Tapi berhubung anget dan lagi laper, yaudah telen aja.

Perhentian terakhir sebelum pulang, tentu saja convenience store! Dari jaman honeymoon dulu, gue cintaaa mati sama mart-mart-an Jepun. Mini Stop, Sevel, Family Mart, Lawson, CK, Daily, aku sayang semuanya!

Selain karena titiknya yang super banyak (nengok ke mana aja pasti ada, literally), segala-gala yang dijual juga lengkap. Dari cemilan dan dessert (yang enaknya halooo apa ini masuk diakal? *makan sambil nangis*), bento dengan beragam varian harga untuk menyambung hidup di kala duit udah mulai tipis, hot and cold beverages fresh maupun kemasan, sampe essentials macem make up dan skin care yang ramah buat kantong turis menengah ngehe kaya gue, semua ada. Pokoknya sungguh mencerminkan namanya, memudahkan hidup.

Gue beli aneka sweets, Roy dan Davin beli Onigiri untuk P3K kalo tengah malem laper, sementara bokap nyokap gue beli air minum kemasan buat persediaan. It was a windy night in Tokyo. Kami ngobrol-ngobrol selagi menyusuri trotoar dengan menggendong kantong plastik Sevel, sambil membayangkan hot shower dan futon empuk yang menunggu kami di apartemen.

Ah, good to be back here, Japan.

No comments:

Post a Comment