Pages

Monday 3 May 2021

Jepang yang Berbeda - Osaka Aquarium & Dotonbori

Begitu kebangun, gue langsung lari ke kamar nyokap. To my surprise, beliau udah mandi, lagi bikinin kopi buat bokap gue. Masih terlihat lelah (mungkin karena tidurnya nggak terlalu nyenyak), tapi setidaknya nggak nahan sakit kaya semalem.

Glad to see her okay.

Gue dan yang lain kemudian siap-siap, lalu packing sementara Roy dan Davin beli makanan. Begitu beres, kami semua sarapan, lalu check out. Geret-geret koper ke stasiun, lalu antri di peron nungguin Shinkansen.

Osaka, here we come!

Perjalanan dari Tokyo menuju ke Osaka makan waktu kurang lebih 3 jam. Tentu nggak berasa, karena keretanya nyaman betul. Leg room-nya lega, reclining seat-nya mantep, ada colokan (bisa nyatok wohoo), folding table, terus jalannya nggak gedabrukan alias aluuus banget.

Oh ya, belajar dari pengalaman balik dari Fuji kemarin, di stasiun, kami mampir ke office untuk reserve seat. Secara perjalanan antar kota gini kan kalo berdiri mayan juga ya. Jadi biar aman, reserve seat deh.

Sesampainya di stasiun Shin Osaka, bokap nyokap gue nunggu di stasiun, sementara the rest of the group bawa semua koper untuk dititip di AirBnB. Untung jarak apartemennya nggak jauh. Cuma lebih kurang 20 menit, kami udah sampe di stasiun lagi untuk jemput bokap nyokap, kemudian nyebrang ke kedai rice bowl di seberang jalan untuk makan siang.

Selesai makan siang, off to our first destination, Osaka Aquarium Kaiyukan!


Selain salah satu akuarium publik terbesar di dunia, Osaka Aquarium Kaiyukan juga mungkin merupakan salah satu yang tertua. Dibuka pada tahun 1990, Osaka Aquarium Kaiyukan telah menjadi rumah dari ratusan spesies yang terdistribusi pada 27 tangki akuarium. 





Setiap kunjungan ke akuarium di belahan dunia manapun selalu terasa magis. Apalagi yang luas dan besar seperti milik Osaka Aquarium Kaiyukan. Selalu suka pengalaman seolah-olah 'tenggelam' untuk jalan-jalan sambil menikmati indahnya kerajaan di dalam air. Surreal, deh.

Meski menurut gue belum ada yang bisa mengalahkan SEA Aquarium di Singapore, Osaka Aquarium Kaiyukan juga nggak kalah menyenangkan. Selain pemandangan bawah laut yang cantik sepanjang mata memandang, ambience-nya teduh, adem, dan damai. Sungguh ingin coba bobok di sini. Ada program camping-nya nggak siiih?

Kelar jalan-jalan di dalem, kami piknik dulu di bangku taman pelataran Osaka Aquarium Kaiyukan, sebelum akhirnya bertolak ke Dotonbori!

Dotonbori holds a very special place in my heart. Untuk alasan yang gue juga nggak paham, rasa haru yang kental langsung kembali terasa begitu gue menginjakan kaki di sini. Deretan lampu kerlap-kerlip, giant billboard cerah warna-warni, suasana ramai dan riuh, serta beragam stall jajanan, kedai makanan, dan toko-toko yang dipisahkan oleh sungai kecil dengan perahu yang lalu lalang. Sungguh bikin diem-diem lil cry. So so sooo happy to be back here.


Kami menghabiskan sore di Dotonbori, sampai gelap sepenuhnya mewarnai langit. IMO, malam hari adalah waktu terbaik untuk menikmati tempat ini. Pendar ragam cahaya yang bertubrukan dengan kegelapan sebagai latarnya. A sight for sore eyes indeed.



Berhubung waktu setempat sudah menunjukan pukul 7 malam, kami memutuskan untuk sekalian dinner di sini. Pilihan jatuh pada Ichiran, Japanese Ramen Food Service yang sempet viral karena restonya yang introvert friendly.

Ada dua buah cabang Ichiran di Dotonbori. Yang satu terletak persis di bibir sungai, yang kedua agak terpencil, berjajar dengan resto-resto lainnya. Kami memilih lokasi kedua, karena tempatnya lebih besar dan family friendly, sehingga antriannya relatif lebih pendek.





Hands down, the best ramen I've ever had in my life. Kaldunya silky smooth, creamy, dan rich tapi juga light di saat yang bersamaan (hello, clean bowl). Tekstur mie-nya pas dari segi kekenyalan, juga ukurannya. Topping-nya nggak ada satupun yang B aja, semua enak, dan komposisinya diatur agar seimbang dengan mie dan kaldunya. It's like a freakin' harmony in a bowl. Setiap suapan sungguh mengundang desah norak nan kampung. But who the hell cares? I'm in freakin' heaven!

Nyokap gue, yang biasanya nggak terlalu doyan makan, abis seporsi sendiri. Kaldunya betul-betul dihirup hingga tetes terakhir. Bapakke yang seumur hidupnya cuma percaya sama Chinese Lamian, sampe nambah. Seneng banget deh liatnya.

Perut kenyang, kaki pegel, dan angin yang mulai kenceng, memaksa kami untuk menyudahi kunjungan kami dan kembali ke AirBnB. Senyum-senyum kaya orgil sepanjang jalan pulang, karena hepi berat hari ini!

Sekarang saatnya istirahat sambil angkat kaki ke tembok, see you tomorrow!

No comments:

Post a Comment